Senin, 04 Agustus 2014

Gending Katresnan lll

ALBUM CILUKBA SELINGAN LEBARAN PEDAS - SELASA, 29 JULI 2014
Nama asli: Satrio Damar Setiadji
Nama pena: Juragan Kodhok
Judul: Gending Katresnan lll

Wonogiri 1994 memasuki musim semi.

‘’Krik … krik … kriik …

Suara si jlagrem jangkrik kesayanganku terdengar nyaring di telingaku. Setiap kali kepalanya dikilik batang rumput, suaranya semakin mengeras. Rahangnya yang kuat siap melawan musuh-musuh yang menjadi penantangnya. Inilah permainanku saat musim semi tiba, adu jangkrik.

‘’Thole, ke sini Mbah kasih roti!’’ Mbah putri memanggilku. Kemudian, memberiku roti biscuit yang terbungkus kertas Koran bekas.

‘’Wah, enak banget rasanya. Yang ngasih roti siapa, Mbah?’’ tanyaku penasaran.

‘’Bu Murti, anaknya baru datang dari Jakarta. Tadi sore ke sini, mau minta tolong dicarikan daun pisang.’’ jawab simbah sambil menuangkan segelas air putih untukku.

‘’Bu Murti baik ya, Mbah?’’ tanyaku dengan mulut penuh biscuit.

‘’Alhamdulilah … Hari ini Tuhan masih memberikan nikmatnya untuk kita.’’ jawab simbah.

‘’Jadi orang kaya enak ya, Mbah? Mau makan apa saja ada.’’ tanyaku lagi sambil membungkus kembali sisa biscuit dengan kertas Koran bekas.

‘’Thole, jangan pernah bersedih dan jangan penah sekalipun kamu mengeluh. Kita nikmati saja rejeki hari ini dengan penuh rasa syukur. Ketahuilah, Thole! kemewahan dunia itu hanya titipan, sifatnya hanya sementara. Harta semata-mata hanya titipan, sebanyak dan semewah apapun kekayaan kita, tidak akan ada gunanya disaat alloh swt memanggil kita. Hanya iman dan taqwalah yang akan membekali kita di kehidupan yang tiada ahirnya, yaitu ahirat. Semoga disuatu hari nanti, jika kamu sudah besar, kamu akan mengerti apa yang Mbah ucapkan.’’ jawab Mbah putri sambil mengelus-elus rambutku. Memberi petuah bijak dan mengajarkan aku tentang arti hidup di dunia ini.

Aku pandangi wajah renta simbahku. Rambutnya yang telah dan semakin memutih dan badan serta lengan yang tak lagi kuat seperti dulu, beliau tetap tegar dan sabar. Merawatku dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang.

‘’Thole, jangan lupa sholat dan pergi mengaji. Belajar ibadah yang rajin, biar kamu jadi anak Sholeh.’’ itulah pertanyaan simbah yang selalu terucap setiap hari.

Pak ustad pernah bilang dalam ceramahnya : Anak adalah anugerah dari Allah swt yang tentunya sangat berharga bagi orangtuanya. Anak juga merupakan amanah yang dipercayakan gusti Allah SWT kepada orangtua. Harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya, agar mereka bisa mendapatkan keselamatan dunia dan di akhirat. Ada sebuah doa yang dikenal dengan nama ‘’Doa Anak Sholeh’. Do’a ini diajarkan oleh hampir semua orangtua muslim kepada anak-anak mereka dengan harapan agar anak-anak mereka mau mendoakan mereka dengan doa ini.

“ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO.”

Artinya :
“ Ya Alloh, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil, Aamiin.’’

Mungkin inilah maksudnya, kenapa simbah selalu menasehatiku agar aku menjadi anak yang sholeh. Mbah berharap, agar cucu yang dicintainya mampu dan bisa berdiri sendiri, tidak selalu mengeluh dengan kerasnya hidup di dunia ini. Agar suatu saat nanti bisa bersama-sama masuk ke dalam surgaNya Alloh swt.

Kini aku sudah besar dan menetap di kota Jakarta. Malam ini, tepat malam terakhir puasa Ramadhan. Suara takbir menggema melalui corong-corong masjid dan mushola di dekat rumahku. Aku bersimpuh sujud di atas sajadah bergambar masjid Al Aqsa. Air mataku perlahan menetes deras, menangis sesenggukan, merindukan tubuh renta yang kini telah tiada.

- JKT

Jumat, 01 Agustus 2014

Untuk Muslimah Sejati

''Ada seorang wanita yang rajin shalat di malam hari dan rajin puasa di siang
hari, tetapi Rasul mengatakan dia itu masuk neraka, tentu saja para
sahabat menunjukan keheranannya dan bertanya alasannya kepada
Rasulullah Saw, lalu beliau menjawab, “ia masuk neraka karena ia selalu menyakiti hati tetangganya dengan lidah”.

(HR. Ahmad dan Al-Hakim dari Abu Hurairah).

Membicarakan manusia itu penyakit hati. Sebaliknya membicarakan dan menyebut - nyebut Allah SWT itu obat hati.

Berbicaralah dengan hatimu, karena yang datangnya dari hati akan diterima oleh orang yang memiliki hati.

"yuuuk ... Mari kita perbaiki hidup kita, dengan selalu menjaga tingkah laku dan ucapan kita. Agar orang orang di sekitar kita pun santun kepada kita.''

- Salam santun saya
║█║▌║█║▌│║▌█║▌║