Senin, 27 Juli 2015

Sering mengeluh karena sakit yang diderita

''Saya sedang sakit, dan kadang saya menangisi keadaan saya ketika tertimpa penyakit. Apakah tangisan ini menunjukkan rasa tidak terima dan tidak ridha terhadap takdir Allah? Padahal perasaan sedih ini muncul begitu saja. Lalu apakah menceritakan keadaan saya tersebut kepada teman-teman saya juga termasuk sikap tidak ridha terhadap takdir?’’

ustad menjawab => -
‘’Anda boleh saja menangis, namun cukup dengan linangan air mata saja dan jangan bersuara. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika anaknya nabi Ibrahim meninggal :

“Air mata berlinang dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu kecuali yang diridhai Allah. Dengan kepergianmu ini wahai Ibrahim, kami sangat bersedih”  (HR. Al Bukhari bab Al Jana’iz no 1241, Muslim bab Al Fadhail no.2315, Abu Daud bab Al Jana’iz no.3126, Ahmad 3/194)

Rosululloh saw bersabda, ''Janganlah salah seorang diantara kamu mengharap-harapkan kematian karena kesusahan yang menimpanya. jika memang harus berharap demikian hendaklah dia berdo'a :''Ya Alloh, hidupkanlah aku bilamana hidup itu adalah yang terbaik buatku namun matikanlah aku bilamana mati adalah pilihan terbaik buatku.'' ( HR .BUKHARI & MUSLIM Dari anas ra )

Anda pun boleh mengabarkan teman dan sahabat anda tentang keadaan anda, namun dengan memuji Allah, bersyukur kepada Allah, dengan menyebutkan bahwa anda telah memohon kesembuhan kepada Allah dan telah menjalani upaya untuk sembuh. Pesan saya, tetap bersabarlah dan mengharap pahala dari Allah, semua itu ada semata-mata karena Alloh ingin menguji keimanan kita.

Allah swt berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”  (QS. Az Zumar: 10)

Allah swt berfirman, “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun“. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”  (QS. Al-Baqarah: 156-158)

Juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “Seorang Muslim tertimpa kesedihan, kesusahan, penyakit, gangguan walau sekedar tertusuk duri, pasti Allah akan menjadikannya penghapus dosa-dosa yang ia miliki”  (HR. Al Bukhari bab Al Mardhi no.5318, Muslim bab Al Birr Was Shilah Wal Adab no.2573, At Tirmidzi bab Al Jana’iz no.966, Ahmad 3/19).

Juga sabda beliau : “Jika Allah menginginkan kebaikan kepada seseorang, Allah akan memberinya cobaan” (HR. Al Bukhari bab Al Mardhi no.5321, Ahmad 2/237, Malik dalam Al Muwatha, 1752)

Untuk sahabatku semua yang sedang dirundung duka, aku memohon kepada Allah semoga anda diberikan kesembuhan dan kesehatan, serta kebaikan lahir dan batin. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi mengabulkan doa bagi hambaNya yang mau bersabar.

Aamiin ... aamiin ... Allohuma aamiin.

''Selamat pagi saudaraku, selamat beraktifitas, ya? Semoga kesehatan, kebaikan dan kemudahan selalu untuk kita semua dan juga untuk anda sekeluarga, aamiin. ‘’Wallahu A'lam bis-shawaab.’’

- Salam santun saya

Minggu, 26 Juli 2015

Siapa Dia?

Ketika malam minggu datang dia suka termenung seorang diri. Tangan kanan pegang hape sementara tangan kirinya nyolokin lubang hidung, asik dengan dunianya sendiri. Tatapan matanya menerawang jauh, hingga akhirnya tersesat di negeri impian.

‘’Siapa dia?’’

‘’Itulah si jomblo.’’

Setiap malam minggu datang dia hanya bisa berkhayal yang indah-indah. Ingin punya kekasih yang setia, ingin pergi jalan-jalan berdua bersama sang kekasih, atau duduk berdua di taman sambil menikmati indahnya malam.

‘’Oh, indahnya.’’ =D :P

Malam minggu bagi jomblo sepertiku nasibnya hampir sama dengan jomblo-jomblo lainnya. Jam 5 sore aku udah pergi mandi, habis mandi lalu dandan rapi banget. Tapi, setelah dandan jadi kebingungan sendiri, soalnya bingung mau pergi ke mana. Yang aku lakukan cuma duduk bengong sendirian di teras rumah, sambil merenungi nasib. Pengennya sih menikmati suasana malam meskipun cuma sendirian.

‘’Kira-kira enaknya ke mana, ya?’’

‘’ke monas? Takut kena macet!’’ =D :P

‘’ke Ragunan? Takut nggak boleh pulang. Jadi nggak enak, kan! Sodara datang tapi nggak mau nginep!’’

‘’ ke Ancol? Takut kelelep. Nggak lucu, kan! kalau aku tenggelam. Trus nggak ada yang mau nolongin.’’
 
‘’ke Bali? Takut pulangnya nggak punya ongkos. Jadi lucu, kan! pulang liburan bukannya senang malah jadi gembel.’’ =D :P

‘’Ke Way kambas? Takut nyasar. Jadi lucu, kan! Niatnya pengen asik pacaran malah nyasar sampai ujung kulon!’’ =D

Setiap malem minggu datang selalu begini, mau ngapa-ngapain serba nggak enak. Jongkok salah, telentang salah, miring salah, nungging salah, apalagi kalau di pakai tengkurep nafasku malah semakin sesak.

‘’Nasib-nasib. Kapan aku punya pacar?’’

**
‘’Hehe … ceritanya sedih, ya? Kita hibur yuk biar dia nggak sedih, atau kita nina bobo’in ajah biar dia cepet molor.’’ =D

Inget pepatah ya sob : ‘’Biar nggak tampan yang penting mapan. karena, cowok mapan bisa berubah jadi tampan di mata perempuan.’’

Jadi jomblo memang nggak enak, tapi nggak baik kalau terus diratapi. Jomblo itu asik ko’ kalau kita bisa jalanin dengan ikhlas. Nggak perlu ngeluh, nggak perlu merasa iri, nggak perlu sedih, atau bertanya-tanya di mana jodohmu.

Cukup rubah dirimu menjadi pribadi yang baik, sopan, rendah hati, dan taat beribadah. Insya Alloh, Alloh swt akan mendengar untaian do’amu, meski doamu itu terhalang oleh gunung dan lautan.

- Oleh : ‘’Satrio’’ si juragan kodhok

Sabtu, 25 Juli 2015

Senjata Mustika warisan kakek buyutku

Matahari baru saja tenggelam di peraduan. Suasana lereng gunung gajah mungkur tampak begitu tenang, hanya suara binatang malam yang sesekali terdengar di kejauhan. Udara begitu dingin, serasa menusuk-nusuk tulang sumsumku, membuatku tak ingin lepas dari sarung kesayanganku.

‘’Kademen ya, Lee?’’ ujar  Kakekku mengagetkan lamunanku.

‘’Iy ..iya …Kek.  Dingin banget.’’ jawabku dari balik sarung.

Beberapa saat kemudian kakek datang lagi membawa sesuatu, ‘’Thole … tangi tangi … iki ngombe wedang jahe ben ora kademen.’’ ujar kakek sambil menyodorkan minuman hangat itu.

‘’Terima kasih, Kek.’’

Setelah minum wedang jahe buatan kakek badanku terasa hangat, rasanya pun enak sekali, mengingatkanku pada minuman jahe sasetan yang sering aku beli waktu di Jakarta. Tapi, wedang jahe buatan kakek rasanya lebih enak dan lebih terasa jahenya.

Srupuuuttt ….

‘’Aaach …’’

Begitulah, setiap sore kakek selalu membuatkan aku wedang jahe pengusir rasa dingin itu. Kemudian, kami berdua duduk bercengkerama, malam harinya kakek mengajariku membuat anyaman bambu.  Esok paginya kakek mengajakku pergi ke ladang, memanen jagung, sayur-sayuran, juga ketela  singkong untuk di jual di pasar.

Rasanya betah tinggal di sini, tak terasa sudah ada satu minggu aku mudik di sini di tempat kakekku. Suasananya begitu tenang, begitu damai, berbeda sekali dengan Ibukota yang selalu bising setiap harinya. Aku berfikir, saat aku tua nanti aku ingin tinggal di sini, agar aku bisa lebih menikmati hidup seperti kakekku.

Seminggu yang lalu, saat pertama kali menginjakkan kakiku di rumah ini aku sangat kegirangan. Bagaimana nggak kegirangan, dua hari aku kena macet di jalan raya, bising, kena panas, kena hujan, seluruh badanku rasanya pegal sekali, dan sangat membosankan.

''Huft ... Kenapa orang-orang nggak pernah kapok mudik, ya? Padahal keadaannya begini, serba melelahkan.''

Sampai di rumah kakek jam 8 malam, bisa dibayangkan bagaimana lelahnya perjalananku. Malam itu kakek gembira sekali menyambut kedatanganku, berulangkali beliau mengusap-usap rambutku.

‘’Tholee … ternyata kamu sudah besar.’’

‘’Iya, Kek.’’ jawabku malu-malu.

‘’Gimana kabar Bapak Ibumu? Rak yo sehat kabeh, to?’’ tanya kakek.

‘’Alhamdulillah … sehat , Kek.’’ jawabku.

‘’Puji syukur …. yo wes … itu kamarmu klo mau istirahat.’’ ujar kakek sambil nunjuk ke arah kamar yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri.

‘’Iya, Kek. Terima kasih nggeh.’’

Aku segera bergegas menuju kamar untuk beristirahat., badan ini rasanya lelah sekali. Tapi, saat mata ini  terpejam tiba-tiba ada suara berdengung di telingaku.

''Ngiiing ... ngiiiieeng ...

‘’Huft … dasar nyamuk!! Ngganggu orang lagi tidur aja!!’’ gerutuku.

Dengan kesalnya itu nyamuk aku pukul mengunakan handuk kecilku.

Tebuuuk …. Tebuuuk …

Itu nyamuk bukannya kena aku pukul malah pinter banget ngelesnya kayak sopir bajay. Berulang kali aku ayun-ayunkankan handuk kecilku k earah nyamuk itu, tapi tak satupun mengenainya.

''Ngiiing ... ngiiiieeng ...

Bukannya takut, nyamuk itu malah berputar-putar di dekat telingaku, bunyinya seperti  helikopter mau perang.

''Plaaakkk ....

Satu nyamuk mati kena tabokanku, yang satunya lagi lolos entah ke mana. 2 menit kemudian nyamuk yang lolos tadi datang lagi, kali ini dia membawa rombongan, kayaknya dia tadi marah trus ngadu ke saudara-saudaranya gara-gara aku tabok. Ada Budhenya, Pakdhenya,Bapaknya, Ibunya, kakeknya, neneknya, ponakannya, adiknya, kakaknya, pembantunya, semuanya diajaknya buat bantu nggebukin aku. =D :P

''Eiiittt ... klo berani jangan kroyokan! Ayo maju satu-satu!'' tantangku.

Buru-buru aku ambil sarung dari dalam tasku, kemudian pergi tidur. Aku tak perduli nyamuk-nyamuk itu mau menggigitku, sarung itu aku keredongin hingga menutup kepalaku. Dan benar saja, esok paginya dengkulku bentol-bentol kena gigitan nyamuk.

‘’Huft … sial  bener!!’’ gerutuku kesal.

 Padahal seluruh badanku udah ketutup semua, atas pakai sarung, bawah pakai celana panjang + kaos kaki. Salahnya aku pakai celana yang dengkulnya bolong, otomatis nyamuk-nyamuk kampret itu pada berpesta pora nyedotin darah di dengkulku.

‘’Nyari apa, lee?’’ ujar Kakek mengagetkan aku.

‘’Minyak gosok, Kek!’’ jawabku.

‘’Tuh di pojokan meja! Kamu kenapa?’’ tanya Kakek.

‘’Di gigit nyamuk, Kek. Dengkul bentol-bentol semua.’’ jawabku sambil ngoles-olesin minyak itu.

Kakek memandangku sebentar, kemudian pergi ke dalam kamar. Beberapa saat kemudian Kakek keluar membawa kotak berukuran 1 meter x 50cm, terbuat dari kayu jati. Kelihatan sekali kalau kotak itu sudah berumur puluhan Tahun, terlihat dari warnanya yang sudah kehitam-hitaman karena di makan usia.

Aku diam saja tidak berani bertanya, hanya memandang kakek dari kejauhan. Mungkin itu kotak pusaka, atau mungkin pusaka warisan leluhur, dari kejauhan samar-samar aku membaca tulisan yang sedikit sulit untuk di baca. Kalau di eja tulisannya seperti ini, ‘’M U S T I K A’’.

‘’Mustika! Jangan-jangan kotak itu isinya pusaka sakti?’’ batinku bertanya-tanya dalam hati.

 Aku jadi teringat tokoh dunia persilatan yang menjadi idolaku ‘’WIRO SABLENG’’, dia juga mempunyai senjata mustika kapak maut naga geni 212. Apa mungkin kakek juga mempunyai senjata ampuh semacam itu, kalau iya berarti kakekku dulu seorang pendekar, atau mungkin juga seorang prajurit dari keraton.

‘’Tholee … ke sini sebentar?!’’ panggil kakek.

‘’Iya, kek!’’ jawabku singkat.

Hatiku berdebar-debar dan bertanya-tanya dalam hati. Kenapa kakek tiba-tiba memanggilku? Apa mungkin kakek mau mewariskan senjata mustika itu? Tapi, untuk apa?.

‘’Waduh! Bisa berabe nih klo beneran!’’ batinku sedikit gelisah.

Aku merasa belum siap menerima hal-hal yang begituan, aku ini orang kota, orang yang tidak begitu saja mempercayai hal-hal mistis seperti itu. Lagian juga aku ini nggak bisa beladiri, apalagi berkelahi, boro-boro berantem dikejar-kejar bebek aja aku nangis kekejer.

‘’Thole, sini duduk dekat kakek?’’ ujar kakek sambil membersihkan kotak tua itu menggunakan kain lap.

‘’Iya, Kek.’’ Jawabku pelan dengan nafas sedikit tertahan.

‘’Sudah lama kakek menyimpannya. Sayang klo nggak di pakai, nanti malah rusak.’’ Ujar kakek.

‘’Ta tapi, Kek?!’’ jawabku sedikit gugup.

Aku semakin salah tingkah dibuatnya, mau menolak takut, apalagi membantah ucapan kakek. Mendadak sekujur tubuhku berkeringat, badanku gemetaran, nafasku pun semakin terasa berasa berat. Mataku tidak berkedip saat kakek mau membuka kotak hitam itu. Dan …

Krieeeettt ….

‘’Ini lho lee … kakekmu dulu dapet oleh-oleh dari Bapakmu. Tapi, Kakek nggak ngerti cara Makainya.’’ ujar kakek sambil mesam mesem.

‘’Huft ….’’ aku menghelela nafas panjang.

Pupus sudah rasa tegangku yang sudah aku tahan sejak dari tadi. Benda dalam bungkusan plastik itu membuatku tertawa terbahak-bahak. Masih terbungkus rapi dan masih kelihatan baru, merknya ‘’Raket Nyamuk Sinyoku’’.

''Hadieh ... capek deehh ... kirain apaan.'' ujarku dalam hati sambil senyam senyum

‘’Bisa di pakai nggak, lee?’’ tanya Kakek.

‘’Bisa … bisa … Kek!’’ jawabku dari dalam kamar.

Tanpa menunggu lama, nyamuk-nyamuk yang berada di kamarku aku serang habis-habisan.

Tak … tak .. tak …
Tak … tak … tak …

Nyamuk-nyamuk yang menggigitku tadi malam itu pada kojor, mati bergelimpangan kena strum raket nyamuk. Ada yang gosong, ada yang kejang-kejang, sampai ada juga yang ancur berantakan.

‘’Mati lu …!!’’ gerutuku karena sewot.

Mungkin karena kesal gara-gara kejadian semalam, aku tidak berhenti begitu saja, aku terus mencari di mana nyamuk itu bersembunyi. Di kolong tempat tidur, di kamar kakek, di ruang tamu, juga di dapur. Setelah ketemu apa yang aku cari, aku pun segera mengeluarkan jurus andalanku.

‘’Ciiiaaattt ….!!’’

Tak … tak .. tak …
Tak … tak … tak …

Saat aku memeriksa dapur ada tawon terbang berputar-putar di atas kepalaku. Tanpa menunggu lama aku ayunkan raket nyamuk itu ke arah tawon itu. Tapi, tawon itu ternyata gesit sekali gerakannya, sampai nafasku dibuatnya ngos-ngosan .

‘’Awas lu …!!’’

Saat aku amat-amati ternyata tawon itu bersarang di dekat talang air dapur. Kurang lebih ada 6 ekor tawon nangkring di sarang itu. Tanpa ba-bi-bu aku ayunkan raket nyamuk itu tepat di sarang tawon itu. Tapi, bukannya mati, tawon itu malah pada nembel di kawat raket nyamuk itu.

‘’Lah! Ko’ nggak mati?!’’ ujarku dalam hati sambil menggoyang-nggoyangkan raket itu.

Aku periksa lampu yang berada di gagang raket nyamuk itu mati dan tidak mau menyala setiap kali aku nyalain saklarnya. Ternyata baterenya habis, pantas saja tawon itu nggak mau mati. Dan, inilah akibatnya.

Nggggg … nggggg …

‘’Tolooong ….!! Kakeeekkk … tolooong …!!’’ jeritku karena panik ketakutan.

Tawon-tawon itu berterbangan ke arahku, nemplok tepat di kepalaku kemudian ngantup jidatku berulang kali.

‘’Waaa ….!! Tolooong … kek … tolooong …!!’’ aku menjerit kemudian berlari ke halaman rumah.

Kakek datang menolongku, kemudian mengambil sapu lidi didapur lalu menghalau tawon-tawon itu supaya pergi.

‘’Kenapa bisa di antup tawon begini to, lee? Kamu ganggu, ya?’’ tanya kakek sambil mengoles minyak gosok tepat di jidatku yang kena antup.

‘’Iya, Kek.’’ jawabku sambil meringis-ringis kesakitan.

‘’Itu tawon kemit. Klo nggak diganggu tawon itu nggak mau ngantup.’’ ujar kakek.

Aku diam saja dan hanya bisa mengangguk pasrah. Akibat kejadian itu semalaman aku tidak bisa tidur, kepalaku jadi benjol benjol, ada 5 benjolan sebesar biji bakso yang nangkring tepat di jidatku.

‘’Ah, mudik kali ini sungguh mengesankan.’’

- Oleh : Satrio ‘si juragan kodhok’

Jumat, 24 Juli 2015

Pojok Renungan menjelang Subuh

Jangan pernah ragu membuang hal yang buruk. Ingatlah, jika ingin terbang tinggi, kamu harus meninggalkan beban yang memberatkanmu.

Alloh swt berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka,” (Qs Ar Raad : 11).

Banyak sekali mereka-mereka yang salah jalan, tidak terhitung jumlahnya. Tapi, mereka merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah. Beranilah untuk menjadi benar walaupun kamu sendirian.

Rasulullah saw berdoa untuk meneguhkan hatinya, ''Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala diinik... “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." [HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

#intropeksi_diri
█│║▌║││█║▌│║▌║©
0 0 0 0 2 4 0 7 2 0 1 5.

Seluruh Umat Muslim dijamin masuk Surga, kecuali yang tidak mau.

Disuruh ibadah nggak mau, disuruh beriman nggak mau, disuruh menjadi anak yang sholeh dan sholehah nggak mau, disuruh memakai hijab juga nggak mau. Padahal semuanya sudah dijelaskan dengan sejelas-jelasnya di dalam Al Qur'an dan hadits.

Rosululloh saw bersabda, “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga “ (H.R Bukhari)

Allah swt berfirman, “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 25)

#intropeksi_diri
█│║▌║││█║▌│║▌║©
0 0 0 0 2 4  0 7 2 0 1 5.

Rabu, 22 Juli 2015

Roker Yang Terlupakan





Lebaran pertama
Aku hanya bisa pasrah
Aku hanya bisa diam
Saat tak ada satu pun orang yang mau melirikku

Aku terombang-ambing
Bagai kapal karam di tengah lautan
Digeser ke kanan ‘’Aku nurut aja.’’
Digeser ke kiri ‘’Aku pun tak pernah protes.’’

Lebaran kedua …
Pintu rumahku yang terkunci mulai di buka
Meski hanya sebagian saja yang mau menyentuhku
Namun, inilah bukti bahwa mereka masih mencintaiku

Dua minggu kemudian …
Mereka yang telah melupakan aku kini telah kembali
Datang dengan membawa sejuta mimpi
Bersama secangkir kopi dan segelas teh poci hangat

Tapi, apa yang terjadi?
Mendadak mereka kecewa, karena isi rumahku kini telah terganti

- Satrio
( Roker = Roti Kering ).

Kamis, 16 Juli 2015

Ini Jangan

Si Mbah kedatangan cucunya dari jakarta. Si Mbah putri pun sibuk masak masakan yang paling enak, masak sayur lodeh, goreng tempe, sama bikin sambel terasi.

Mbah : Ayo lee sak rupa -rupane di makan, yo?
cucu : iya, Mbah.
Mbah : Ini jangan ( sambil nyodorin sayur)
cucu : Ngambil tempe sama sambel
Mbah : Ini jangan ( sambil nyodorin sayur)
cucu : (bingung)

Si Mbah putri merasa cucunya nggak suka sayur, setiap kali dia bilang jangan sayur itu nggak disentuhnya sama sekali.

Mbah : kamu ora doyan jangan ya lee?
cucu : Jangan itu apa Mbah?
Mbah : Jangan itu sayur (simbah pun ketawa, sekeluarga pun ikut ketawa) =D :P

#Bentar_lagi_imsak
───▄▄─▄████▄▐▄▄▄▌
──▐──████▀███▄█▄▌
▐─▌──█▀▌──▐▀▌▀█▀
─▀───▌─▌──▐─▌
─────█─█──▐▌█

Kamis, 09 Juli 2015

Belajar Menahan Hawa Nafsu

“Duk … duk … duk …

‘’Allohu akbar … Allohuu akbar …

Suara Adzan Magrib terdengar menggema dari corong mushola dekat rumahku. Segera aku sruput es teh manis yang sudah aku siapkan sedari tadi.

‘’Srupuuuttt ….

‘’Aah … swegeeerrr …!!’’

Dengan mata berbinar penuh nafsu aku pandangi makanan yang sudah tersaji lengkap di atas meja makanku. Ada nasi ayam bakar, kolak buatan Ibu, es cendol dari Mas Yono, es kelapa dari kang Gofur, sayur asem buatan teteh, belum lagi lontong isi combro sama tahu isi sepiring penuh.

‘’Wah … es cendolnya kayaknya enak nih?!’’

Nggak ada 5 menit es cendol itu udah ludes habis. Aku lirik ayam bakar yang ada di depanku, aku cuil sedikit dagingnya trus aku cocolin ke sambel tomatnya.

‘’ Hmmm … gila enak bangeeettt …!!’’

Kalau dipikir-pikir aku ini kelaperan atau memang rakus? Makan kayak orang kesurupan. Sesuap nasi masuk ke mulut seteguk es teh manis masuk ke mulut, bosen es teh manis gantian es kelapa yang teguk. Akhirnya ludes juga semua makanan yang ada di atas meja.  Apa nggak kenyang, tuh?

‘’Eeeggghhh …

Tiba-tiba …

‘’Aduuuhhh … kenapa perutku jadi sakit beginiii …!!’’

Perutku rasanya mau mleduk, kekenyangan, mual-mual, mau nafas pun terasa berat banget.

''Ampuuunnn ...!! Aduuuh ...!!'' rintihku.

Aku senderan di atas kursi sambil ngelus-elus perut. Makan segitu banyaknya bukan enak yang didapat, tapi malah membuat perutku terasa perih melilit-lilit.

kalau sudah begitu boro-boro otak bisa mikir, bisanya cuma senderan pasrah persis kayak orang blo’on. Lupa mberesin sisa makanan, lupa sholat, lupa ibadah, dan lupa segala-galanya.
*

‘’Sobat facebookers … gimana cerita hari ini? Jangan dicontoh ya sifatku yang jelek itu. Itu tandanya aku nggak bisa mensyukuri rejeki yang Alloh berikan. Jadi kesakitan, kan? Coba klo makanan itu nggak aku habisin semua, trus aku kasih ke orang yang kelaparan. Pasti perutku nggak akan kesakitan seperti itu.’’

Allah swt berfirman, "Kamu telah menghabiskan rejekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya." (Qs Al-Ahqaaf  46 :  20)

Rosululloh saw bersabda: ”Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di akhirat.’’ (HR Al Bazzar).

Tau tidak, kenapa kita sering merasa galau, bingung, dan tersesat tanpa arah tujuan? Karena, ketika jiwa kita sedang lapar, kita malah makan banyak makanan untuk mengisi perut.

- Oleh : Satrio Damar  Setiadji.