Kamis, 24 Desember 2015

Pojok Renungan

-
Lentera Hati untuk umat Muslim
Assalamu’alaikum wr wb ....

Selamat pagi sobat muslim, semoga di pagi yang indah ini Alloh swt melimpahkan rahmat serta hidayahNya bagi kita semua.

Mari sejenak saja kita simak coretan sederhana di bawah ini.
-
Hidup di dunia ini ibaratnya seperti mampir ngombe

Alloh swt berfirman, "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Alloh akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Qs Muhammad : 36)

Hidup di dunia ini ibaratnya seperti mampir ngombe, sebentar saja. Apa yang kita miliki saat ini kelak akan diambil kembali.

Malam kita tidur, bangun pagi, kerja, gajian, duit habis, begitu saja seterusnya. Iya klo kita rajin Ibadah. Bagaimana kalau lupa atau tidak mau menjalankan Ibadah? Padahal uang yang kita cari setiap hari itu titipan dari Alloh, pemberian dari Alloh. Sanggup tidak kita menjaga titipannya? Sudah berterima kasihkah kita? Atau kita lupa bagaimana caranya berterima kasih?

Kita contoh tukang parkir.

Meskipun dia diberi tanggung jawab menjaga banyak mobil atau motor tapi dia tidak bisa memiliki dan hanya bisa menjaga. Karena, dia tau itu bukan haknya. Dia menjaga betul-betul agar mobil itu aman di tempat parkir.

Bila mobil atau motor itu rusak, yang titip pasti marah. Apalagi sampai hilang, sudah pasti yang punya marah sekali.

Begitu juga kita hidup di dunia ini. Semua yang kita miliki semuanya milik Alloh, kita hanya dititipin saja. Sanggup tidak kita menjaga titipannya? Digunakan untuk kebaikan atau malah sebaliknya.

Kita dititipin harta benda. Digunakan untuk apa? Sudah dipakai untuk beramal di jalan Alloh apa belum? Ikhlaskah kita bersedekah? Ikhlaskah kita membantu sesama?

''Kalau tidak bisa menjaga yang punya pasti ... marah!''

Kita dititipin anak dan isteri. Kita bisa menjaga mereka atau tidak? Sudah memberikan kasih sayang apa belum? Sudah membahagiakan mereka apa belum? Sudah mengajarkan agama dan suri tauladan yang baik apa belum?

''Kalau tidak bisa menjaga yang punya pasti ... marah!''

Kita dititipin kaki, tangan, mulut, juga telinga. Digunakan untuk apa? Untuk berbuat jahat atau untuk berbuat baik? Kaki dan tangan kita sudah digunakan untuk membantu sesama apa belum? Sudah dipakai untuk Ibadah apa belum? Mulut kita digunakan untuk berkata baik apa kotor?

''Kalau tidak bisa menjaga titipan, yang punya pasti ... marah!''

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Semoga coretan sederhana ini bisa memberi manfaat, dan bisa menginspirasi kita semua. Agar kita bisa menjaga betul-betul semua pemberian dari Alloh, menjaga betul-betul semua titipan dari Alloh, dan semua yang kita miliki.

Alloh Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS AT Tahrim : 6)

Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Maka dari itu, mari kita perbanyak melakukan Ibadah, kita perbanyak berbuat kebajikan, untuk bekal kita kelak di kehidupan yang tiada akhirnya, yaitu Akhirat. ''Wallohu’alam bishawab''

Wa’alaikumsalam wr, wb

#Intropeksi_diri
#Islam_itu_indah

#Remaja_muslim

Rabu, 16 Desember 2015

Muhassabah (Intropeksi diri/mawas diri).

Alloh swt berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Alloh menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum : 41)

Bila Alloh berkehendak serta menghendakinya, mudah sekali bagiNya, dan terjadilah, maka terjadilah apa menjadi kehendakNya.

Rasanya tepat sekali jika mencermati Ayat di atas. Gambarannya pas, seperti apa yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Dimana-mana terjadi bencana, musibah datang silih berganti, belum lagi kejadian-kejadian tragis yang menimpa rakyat di negeri ini. Gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, banjir, sampai kekeringan yang berkepanjangan.

‘’Mari, kita semua saling intropeksi diri, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan bukan malah saling menyalahkan.’’

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Benarkah Alloh sedang murka?
Benarkah Alloh sedang marah kepada hambanya yang lalai?

Disadari atau tidak, di negeri kita ini banyak sekali terjadi kemungkaran dan kemaksiatan. Pelacuran dimana-mana, judi, tua muda laki-laki dan perempuan menyenangi narkoba, minuman keras merajalela, suka berbuat mesum, selingkuh, pelecehan sexual, saling melukai, saling membunuh, hingga korupsi yang tiada habisnya.

Kalau dinasehati mereka malah tersingggung, marah, dan menganggap kita seperti musuh. Bahkan dengan kata-katanya yang kotor justru memaki kita.

‘’Terserah gue, dong! Gue mau pake baju apa, kek! Bukan urusan elu! Duit-duit gue … badan-badan gue … kenapa elu yang pusing?! Kenapa elu yang repot?! Gue mau nungging kek! Mau telanjang, kek! Itu urusan, gue!!’’

‘’Yang main judi gue! Duit duit gue! Main judi di tempat gue! Mau kalah mau menang urusan gue! Mau apa lu?!’’

‘’Bodho amat! Yang mabuk gue! Yang beli minuman gue! Gue mabuk di rumah gue! Kan gue nggak ngrugiin elu! Udah diem aja dah!’’

‘’Yang zina gue! Yang bayar gue! Mau enak mau penyakit urusan gue! Mau apa lu!! Biarin aja!!’’

‘’Yang selingkuh gue! Yang ngejalanin gue! Rumah tangga gue mau berantakan apa nggak itu urusan gue! Kenapa elu yang repot?! Mending urusin hidup lu aja, dah!!’’

''Halah ...!! Gue korupsi yang makan duitnya kan bukan gue doang! Mau apa lu?! Dosa gue juga yang nanggung. Jangan sok suci, dah!''

‘’Astagfirulloh … hal adzim ...

Lagi-lagi atas nama hak asasi manusia. Semua orang memang punya hak dan berhak atas apa yang mereka sukai. Tapi, sebagai umat yang mengaku muslim rasanya tidak pantas melakukan perbuatan seperti itu.

Jadi, kalau ada yang ngomong seperti itu kita bisa menjawab dengan tegas, ‘’Iya, Benar. Yang judi kamu, yang mabuk kamu, yang maksiat kamu, semuanya pake duit kamu sendiri. Tapi, judi zina mabuk itu maksiat. Kalau negeri ini banyak maksiat Alloh murka! Lalu, turunlah bencana kekeringan yang berkepanjangan, kebakaran yang tak kunjung usai, gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang, tanah longsor, dan juga bencana yang lain yang tidak kalah dahsyatnya. Banyak sekali yang mati! Dan yang mati bukan kamu saja! Orang-orang baik pun juga ikutan mati!’’

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Itu semua adalah penyakit hati. Dan penyakit itu harus segera di obati agar cepat sembuh, bukan malah dibiarkan menggerogoti hati sampai mati.

Alloh swt berfirman, “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman. Katakanlah, “Dengan karunia Alloh dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Alloh dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” ( QS Yunus : 57 - 58 ). 

Hanya dengan Al Qur’anlah manusia menjadi baik, hanya dengan mempelajari Al Qur’anlah manusia menjadi benar, hanya dengan mengamalkan Al Qur’an lah penyakit hati itu akan hilang, hanya dengan Al Qur’an lah negeri kita ini akan menjadi negeri baldatun toyibatun, negeri yang tenteram dan sejahtera.

‘’Tidak percaya?’’

Orang yang mau mempelari Al Qur’an dengan sungguh-sungguh akan diberi kemudahan oleh Alloh. Semakin mantab belajarnya, semakin besar pula Iman yang melekat di hatinya. Karena, dengan mempelajari Al Qur’an kita akan mengerti, mengerti mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Dan, kalau iman sudah melekat di hati, mau korupsi nggak mau, judi nggak mau, mabuk-mabukan nggak mau, apalagi berbuat maksiat. Karena sadar, sadar semua itu bisa meruntuhkan amal Ibadah. Takut, semua perbuatan buruk itu bisa menjerumuskan diri ke dalam panasnya api neraka.

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Setiap dari kita ini adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat kelak. Yang menjadi presiden, kudu bisa memimpin rakyatnya. Yang menjadi gubernur, kudu bisa memimpin wilayahnya. Yang menjadi bupati, kudu bisa memimpin daerahnya. Yang menjadi lurah, kudu bisa memimpin warga desanya. Yang menjadi imam, kudu bisa memimpin makmumnya.  Yang  pemuda pemudi kudu bisa memimpin dirinya sendiri. Yang menjadi suami, kudu bisa memimpin keluarganya. Begitu juga yang menjadi isteri, kudu bisa memimpin putra dan putrinya.

Alloh Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS AT Tahrim : 6)

Maka dari itu, mari kita perbanyak berbuat kebajikan di jalan Alloh, dengan menanamkan nilai-nilai keimanan pada keluarga kita. Agar kita bisa menjadi pemimpin yang bisa menyelamatkan keluarga yang kita cintai, untuk keselamatan dunia dan akhirat.

Semoga Alloh swt melimpahkan rahmat serta hidayahnya pada kita semua. Agar kita bisa membaca Al Qur'an, mempelajari setiap ayatnya, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, mengamalkannya pada saudara muslim lainnya yang belum mengerti.‘’Wallahu A'lam bis-shawaab.’’

#Islam_itu_indah  
#Intropeksi_diri

Muhassabah (Intropeksi diri/mawas diri).

Rakyat di negeri kita sekarang ini sedang mengalami banyak cobaan. Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, kebakaran, dan juga banjir yang tak kunjung usai. 

Ekonomi semakin sulit, PHK dimana-mana, harga BBM semakin tidak menentu, belum lagi harga sembako yang semakin melambung tinggi. Duit habis, tabungan habis, anak sakit, bayaran sekolah nunggak, mau makan saja susah apalagi untuk membeli keperluan yang lain.

Dan lagi-lagi bukan solusi yang di cari, kita malah  saling menyalahkan. Masalah datang bukan untuk dijadikan intropeksi diri, malah dipakai untuk saling menghujat sana-sini. 

Alloh swt berfirman, ''Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar .'' (QS Al Baqarah : 155)

Padahal Alloh sudah berjanji, ‘’Aku akan menanggung rezeki kamu sekalian, mana kamu betul-betul Ibadah,  meyakini dan melaksanakan apa yang aku perintahkan.’’ 

‘’Ngapain kita bingung?’’

‘’Innallaha laa yukhliful mi'ad … Alloh tidak akan pernah ingkar dengan janjinya.’’

Rosululloh saw bersabda,  ‘’Seandainya kalian mau bertawakal kepada Alloh dengan sebenar-benarnya, pasti Alloh akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.’’(HR Ahmad, at-Tirmidzi)

Alloh Swt berfirman, ‘’Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya". [Qs Ath-Thalaq : 3]

 Alloh Swt berfirman, ‘’Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh niscaya Alloh menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". [Qs Ath-Thalaq : 4).

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

kemewahan yang ada di dunia ini hanyalah titipan, sifatnya hanya sementara. Sebanyak apapun kekayaan kita, tidak akan ada gunanya di saat Alloh swt memanggil kita. Hanya iman dan taqwalah yang akan membekali kita di kehidupan yang tiada akhirnya, yaitu ahirat.

Alloh swt berfirman, “Sesungguhnya Alloh mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 243)

Lihatlah, mereka yang hidupnya tidak pernah bersyukur. Hidupnya selalu merasa kurang, karena uang yang didapat tidak ada berkahnya. Di beri amanah jabatan dengan gaji yang besar, tapi malah korupsi. Di beri tangan dan kaki yang kuat, tapi malah mencuri. Di beri kepandaian, tapi malah digunakan untuk menipu dan berbuat curang.  Akibatnya, sel penjaralah yang menjadi rumahnya. Di penjara dunia kamu masih bisa senyam-senyum, masih bisa makan enak, masih bisa piknik kemana-mana. Tapi, lihat nanti di penjara Akhirat, kamu tidak akan mampu tertawa lagi, tidak akan mampu lagi makan makanan yang enak, karena tubuhmu hangus terbakar oleh panasnya api neraka. Disiksa, dihidupkan kembali, begitu seterusnya. 

‘’Astagfirulloh hal adzim …

Jangan sampai kejadian seperti itu menimpa kita, saudara kita, dan orang-orang yang kita cintai. Hidup kita boleh sederhana, tapi kalau mau mensyukuri apa yang diberikan Alloh kepada kita, maka harta yang kita miliki pun akan menjadi berkah, berkah di dunia hingga di akhirat nanti. Ketenangan hati dan kebahagiaan hidup pun akan dengan mudah kita rasakan.

Rosululloh saw bersabda, “Yang namanya kaya bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). namun yang namanya kaya’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Alloh swt memberi petunjuk kepada kita dan memberikan kita surga dunia, yaitu dengan memiliki hati yang selalu bersandar pada-Nya. Hati yang selalu merasa cukup itulah yang lebih utama dari harta yang begitu melimpah. ''Wallohu alam bishawab''

#Intropeksi_diri
#Islam_itu_indah  
#Remaja_muslim