Rabu, 29 November 2017

Surat cinta



Jaman dulu kalau naksir cewek nggak berani ngomong langsung, paling cuma berani tatap-tatapan dari jauh. Lirak lirik, curi-curi pandang, kalau dia noleh kitanya pura-pura buang muka, soalnya malu kalau ketahuan. Apalagi kalau papasan trus tatap muka sama si do'i, duh ... rasanya hati ini berdesir-desir berdegup-degup tak karuan. Gemeter dari ujung kaki sampai kepala.

Mau ngungkapin perasaan malu, mau nemuin malu, beraninya cuma titip salam lewat oranglain. 

''Tolong aku titip salam buat dia, ya? Salam rindu selalu.'' 😊😍

Begitu salamku dibalas senangnya bukan main. Senyam senyum sendiri, bahagianya itu nggak bisa diungkap dengan kata-kata. Bisa semalaman aku nggak bisa tidur, gara-gara mikirin dia. 

Beda sekali sama anak jaman sekarang, kalau suka sama seseorang tinggal ngomong aja di jejaring sosial, mudah banget. Kalau ditolak tinggal blokir, urusan beres. Jaman aku dulu kalau mau ngungkapin perasaan kudu nulis surat cinta dulu. Bikin kata-kata seromantis mungkin, biar dia terkesan & mau nerima cintaku. Ngirim suratnya pun nggak main-main, kudu pakai amplop andalan, kertas kembang namanya. Dinamain kertas kembang karena memang kertas itu motifnya kembang-kembang. Baunya harum seperti minyak wangi. 

Nulis suratnya sembunyi-sembunyi, biar nggak ada yang nggangguin. Biasanya aku nulisnya di buku biasa, kalau salah tinggal disobek, salah lagi sobek lagi, begitu seterusnya. Kalau udah jadi baru tulisannya dipindah di kertas kembang. 

Sebelum aku kirim aku kecup dulu suratnya, maksudnya sih biar berasa di hati. Lalu, aku titipin lewat temannya, atau terkadang malah aku titipin sama anak kecil. 

''Namanya juga usaha.'' 😊😅

Begitu surat cinta itu sampai di tangan si doi, perasaanku semakin tak menentu. Gelisah, resah, cemas, senang, campur aduk jadi satu. 

''Kira-kira aku diterima nggak, ya? Kira-kira kapan dibalas, ya? Jadi nggak sabar.'' batinku dengan dada berdebar-debar. 

Dua hari kemudian akhirnya suratku dibalas. Dititipiin lewat teman sekolahnya. Senang sekali, bukan main senangnya, aku sampai teriak berulangkali. Surat itu aku buka pelan-pelan, lalu aku baca dalam hati.
-------
Untukmu yang jauh di sana 

Bahagia hati ini saat aku menerima surat cinta darimu. 
.........................
.........................

(Bersambung)
Oleh : Satrio Damar Setiadji.

Nrimo ing Pandum




Nrimo artinya menerima, sedangkan pandum artinya pemberian. Jadi Nrimo ing Pandum memiliki arti menerima segala pemberian Tuhan Allah swt. Ikhlas, tidak mengeluh, bahagia dengan apa yang dimilikinya.

#pitutur