Senin, 25 Mei 2015

Juragan Kodok Lagi Jatuh Cinta



Bangun tidur pagi-pagi begini bingung mau ngapain, soalnya masih ngantuk. Mau berangkat kerja males, apalagi ini hari senin, kota Jakarta sudah pasti macetnya luar biasa. Penginnya sih bangun tidur langsung mandi, tapi udaranya dingijn banget, terpaksa deh mojok dulu di pojokan kasur sambil ngliatin semut yang lagi pada LDRan.

Sudah menjadi kebiasaanku, kalau bangun tidur jam segini pikiranku pasti kemana-mana. Mikirin nasip, mikirin jodoh, mikirin kasbon, kredit motor, sampai hal-hal yang nggak penting pun aku pikirin.

''Kapan ya aku bisa bahagia? Bosen juga hidup begini terus. Pengin hidup bahagia seperti yang lain, bisa hidup enak, makan enak, hidup sehat 4 sehat lima sempurna. Tapi, gimana mau sempurna lha wong setiap hari makannya sama ikan asin.’’

Kalau orang lagi datang malesnya mau nggapa-ngapain serba terpaksa, boro-boro bisa mikir, yang ada malah ngeluh mulu.

‘’Emaaakkk … tolongin maaakkk …!! Anakmu kesepian di sini …!! Lamarin sama janda sebelah itu, Maaakkk …!!’’

Emak yang lagi sibuk masak nasi di dapur pun jadi kaget melihat ulahku. Sambil ngacung-ngacungin centhong nasi Emak menjawab pertanyaanku.

‘’Apa kamu bilang …!! Kerja aja belum tetap sudah mau melamar anak orang!! Mau di kasih makan apa anakmu nanti! Pikirkan dulu gimana masa depanmu.’’ 

I confused, what should i do

Aku pun hanya bisa terdiam, diam lagi, hening, hening sekali, hanya suara kodok bangkong yang tetap setia menemaniku, suaranya merdu mendayu dayu saling bersahut-sahutan.

‘’Othok othok …
othok othok othok
toet toet toet …

‘’Udah santai aja, bos! Nggak usah dipikirin. kan masih ada kita-kita yang mau nemenin bos! Lagian itu cewek siapa sih?! Sampai si bos dibuat begini!’’ ujar si bangkong, kodok kesayanganku.

‘’Hmmm .. dia … dia hanya wanita biasa seperti yang lainnya, tak ada yang istimewa. Dia bukan puteri keraton, bukan juga puteri kahyangan, dia itu hanya gadis desa biasa. Tutur kata dan kelembutan hatinya membuatnya seperti seorang puteri dari keraton.’’ Jawabku sambil menghela nafas panjang.

‘’Bos beneran suka sama dia?’’ tanya si bangkong.

‘’Ah, seandainya saja dia mau jadi isteriku, alangkah bahagianya aku. Tapi, apa mungkin dia mau nerima cintaku? Lha wong aku ini cuma juragan kodok. Tampangku lumayan jelek, rambut kriting, kulit item, sepertinya semua keburukan ada padaku, Menyedihkan sekali, ya?’’ jawabku lirih.

‘’Othok othok …
othok othok othok
toet toet toet …

‘’Tuh kan jadi sedih! Segala sesuatu yang akan kita hadapi itu sudah dituliskan oleh sang maha kuasa untuk menguji iman kita, sanggup tidak kita melewati semua ujiannya. Begitu juga soal jodoh, pasti semua ada jatahnya masing-masing dan tugas kita sebagai manusia hanyalah berdoa dan taat beribadah kepada yang maha kuasa sambil ikhtiar dan berusaha.’’ ujar si bangkong menasehatiku.

‘’Oke dah klo begitu, kali ini aku nurut sama kamu.’’ jawabku pasrah.

‘’Nah … gitu, dong! Mending bos sekarang mandi trus berangkat kerja. Percaya deh! Masa tua yang berhasil itu di mulai dari kerja keras di masa muda., jadi kalau ingin cepat sukses jangan suka males-malesan.’’ ujar si bangkong.

Dan akhirnya si kodok bangkong dan juragan kodok mau pamit undur diri.

‘’Mumpung air bak kamar mandi udah penuh, ayo kita pergi mandiii …?!’’ teriak mereka kegirangan.

‘’Byuuurrr …

- Oleh : Satrio damars setiadji
http://indosatrio80.blogspot.com/