Sabtu, 12 September 2015

Sang Kodhok























Setiapkali musim penghujan dia selalu datang. Menari-nari sambil bernyanyi riang ♪ ♫ do re mi fa sol la si do ♪ ♫ tanpa mengenal lelah, menghibur hati yang lagi sedih.

‘’toet… ♪ ♫
toeeet …toeeettt…..
otho k… othoook … othoook…. ♪ ♫

‘’Byuuurrrr …

Si kodok bangkong pun nyebur ke kubangan lumpur, berenang ke sana ke mari. Sesekali dia menyelam ke dalam air, lalu kepalanya di tongolin sedikit. Kalau ada gadis cantik lewat dia selalu jail dan selalu menggodanya.

‘’Suuuitt … suuuiiittt …

‘’Cewek …!! Godain kita, dong! Mau nggak kenalan sama, Abang?! Abang rela kok jadi kekasihmu. Ayuk sini nangkring di punggung, Abang?!’’

Si gadis manis pun menjawab dengan sewotnya, ‘’Idih, siapa juga yang mau sama kodok! Dasar kodok kampungan! Pergi sono yang jauh! Nggak pantes lu ngggodain, gue!’’

Gadis cantik itu berlalu pergi sambil menutup hidungnya. Saat melewati kubangan lumpur, mulut manisnya kembali nyerocos, ngomel-ngomel nggak jelas.

‘’Mimpi apa gue semalem! Ada kodok sok kegantengan. Pakai ngajak kenalan segala! Nggak level tau nggak, lu!’’

Tanpa peduliin omelan gadis cantik itu, si kodok bangkong pun kembali menghibur penonton.

‘’toet… ♪ ♫
Toeeeeet …toeeettt …
Othok … othoook … othooook … ♪ ♫

Dia mengajak teman-temannya untuk ikutan bermain. Ada si kodok burik, si tompel, si precil, si kongkang, si gembrot, si cemong, si cuplis, juga si boneng. Mereka pun kembali asik bermain, berenang ke sana ke mari, berloncatan ke sana ke mari, menari dan bernyanyi bersama derasnya sang hujan.

- Oleh : Satrio’’ si juragan kodhok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar