Percuma
kayaknya ngejar-ngejar cinta, sampai ngos-ngosan nafasku, nyatanya
nggak bisa aku kejar juga itu cinta. Gimana mau bisa di kejar, aku pakai
vespa butut sedangkan dia pakai mobil mercy keluaran terbaru, Limited
edition katanya. Pas sampai di tanjakan mobilnya ngacir aja makin
menjauh, jauh banget, sampai kelihatan kecil banget dari sini. Tapi,
giliran vespaku yang nanjak nggak mau jalan blabar pisan, padahal udah
pol banget gasnya. =D
‘’Breemmm … =D
Itu vespa diem aja nggak mau nanjak, seolah olah malah ngeledekin aku.
‘’Bos, ganti yang bagus dong motornya? Nggak malu apa pakai motor begituan! Itu muka sama knalpot mirip amat!’’ =D =D
Dandananku
yang tadinya rapi banget jadi makin kusut tak beraturan. Rambut
kriwilku yang udah aku sisir keren jadi semakin awut-awutan kena asap
knalpot. Raut muka jadi item, dekil, badan jadi basah penuh dengan
keringat. Tapi, dengan mengatas namakan cinta aku nggak mau nyerah
begitu saja. Aku minta tolong dorongin itu vespa sama tukang tambal ban,
tukang parkir, tukang asongan, sampai tukang bokis pun aku mintai
bantuan.
Mereka bilang, ‘’Gue rela bantuin lu, coy! Gue nggak mau biarin loe jomblo seumur hidup!’’ ^^
Lalu dengan Serempak mereka pun beramai-ramai mendorong vespaku.
‘’Satu .., Dua …, tigaaa …!!’’
Breemmm … breem … brembem … =D
‘’Horeee … Vespaku jalan lagiii …!!’’ ^^ =D
Sejenak
aku berhenti lalu melambaikan tangan pada mereka, sebagai tanda ucapan
terima kasih. Kemudian, aku pun segera pergi dari tempat itu, demi
mencari cinta sejati yang hilang. Perlahan-lahan Vespa bututku melaju
lagi menembus kemacetan jalan raya, jalannya tersendat sendat pelan
sekali. Aku cari dirimu disudut-sudut jalan, di emperan toko,
ditaman-taman kota, di pusat keramaian, tapi tidak aku jumpai
keberadaanmu.
‘’Ke mana perginya ? Kenapa cepat sekali dia menghilang?’’ batinku.
‘’Ternyata
capek juga ngejar-ngejar cinta, sampai ngos-ngosan nafasku. Entahlah,
mungkin dia sudah tidak memperdulikan aku, atau mungkin dia telah
bahagia dengan yang lain?’’ batinku lagi, menyesali diri kenapa semua
ini harus terjadi.
‘’Ah … sudahlah, nggak penting itu. Lebih baik
aku pulang dan melupakan semuanya. Mandi, bikin coffe lalu pergi
mencari makan malam, agar badanku segar kembali.’’
Breemmm …
Vespa
bututku pun melaju lagi menembus keramaian jalanan ibu kota, pulang ke
rumah demi menggapai impian dan harapan baru. Meski hujan gerimis mulai
mengguyur tubuhku aku akan tetap pulang.
Oleh : Satrio Damar Setiadji
cerpen :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar