Kamis, 29 Desember 2016

Resolusi Cinta Juragan Kodok

Percuma kayaknya ngejar-ngejar cinta, sampai ngos-ngosan nafasku, nyatanya nggak bisa aku kejar juga itu cinta. Gimana mau bisa di kejar, aku pakai vespa butut sedangkan dia pakai mobil mercy keluaran terbaru, Limited edition katanya. Pas sampai di tanjakan mobilnya ngacir aja makin menjauh, jauh banget, sampai kelihatan kecil banget dari sini. Tapi, giliran vespaku yang nanjak nggak mau jalan blabar pisan, padahal udah pol banget gasnya. =D

‘’Breemmm … =D

Itu vespa diem aja nggak mau nanjak, seolah olah malah ngeledekin aku.

‘’Bos, ganti yang bagus dong motornya? Nggak malu apa pakai motor begituan! Itu muka sama knalpot mirip amat!’’ =D =D

Dandananku yang tadinya rapi banget jadi makin kusut tak beraturan. Rambut kriwilku yang udah aku sisir keren jadi semakin awut-awutan kena asap knalpot. Raut muka jadi item, dekil, badan jadi basah penuh dengan keringat. Tapi, dengan mengatas namakan cinta aku nggak mau nyerah begitu saja. Aku minta tolong dorongin itu vespa sama tukang tambal ban, tukang parkir, tukang asongan, sampai tukang bokis pun aku mintai bantuan.

Mereka bilang, ‘’Gue rela bantuin lu, coy! Gue nggak mau biarin loe jomblo seumur hidup!’’ ^^

Lalu dengan Serempak mereka pun beramai-ramai mendorong vespaku.

‘’Satu .., Dua …, tigaaa …!!’’

Breemmm … breem … brembem … =D

‘’Horeee … Vespaku jalan lagiii …!!’’ ^^ =D

Sejenak aku berhenti lalu melambaikan tangan pada mereka, sebagai tanda ucapan terima kasih. Kemudian, aku pun segera pergi dari tempat itu, demi mencari cinta sejati yang hilang. Perlahan-lahan Vespa bututku melaju lagi menembus kemacetan jalan raya, jalannya tersendat sendat pelan sekali. Aku cari dirimu disudut-sudut jalan, di emperan toko, ditaman-taman kota, di pusat keramaian, tapi tidak aku jumpai keberadaanmu.

‘’Ke mana perginya ? Kenapa cepat sekali dia menghilang?’’ batinku.

‘’Ternyata capek juga ngejar-ngejar cinta, sampai ngos-ngosan nafasku. Entahlah, mungkin dia sudah tidak memperdulikan aku, atau mungkin dia telah bahagia dengan yang lain?’’ batinku lagi, menyesali diri kenapa semua ini harus terjadi.

‘’Ah … sudahlah, nggak penting itu. Lebih baik aku pulang dan melupakan semuanya. Mandi, bikin coffe lalu pergi mencari makan malam, agar badanku segar kembali.’’

Breemmm …

Vespa bututku pun melaju lagi menembus keramaian jalanan ibu kota, pulang ke rumah demi menggapai impian dan harapan baru. Meski hujan gerimis mulai mengguyur tubuhku aku akan tetap pulang.

Oleh : Satrio Damar Setiadji
cerpen :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar