Rabu, 25 Juni 2014

Nyanyian Cinta Untuk Seorang Ibu

Panggilan tugas tertinggi dari seorang wanita adalah menjadi ibu. Tugas dan tanggung jawab wanita yang sudah menikah atau belum menikah jelas berbeda. Setiap wanita yang telah menikah pasti suatu saat akan menjadi ibu. Namun, yang belum menjadi ibu jangan berkecil hati atau bersedih, percayalah Tuhan sudah mengaturnya untukmu. Menjadi seorang ibu adalah karunia terindah yang ada di dunia ini

Ketika orang tua memberi hadiah kepada anaknya, anak itu tersenyum. ketika anak memberi hadiah kepada orang tuanya, orang tua menangis. Sebagian orang bilang bahwa, kita hidup di dunia ini tidak saling utang. Tetapi melalui cerita sederhana ini aku menyadari bahwa, kita selamanya berutang kasih sayang kepada orangtua kita.

ketika kita bersalah ataupun ketika kita sedang bersedih, beliau akan selalu ada untuk kita. Dengan kelembutan hatinya beliau menasehati kita dan mengajarkan cinta kasih yang ada di muka bumi ini.

Ketika putra dan putrinya mencela masakannya. Beliau akan bersusah payah belajar memasak dari siapapun, agar bisa menghidangkan makanan dengan rasa terlezat untuk keluarga tercinta.

ketika putra dan putrinya beranjak dewasa dan tau kebutuhannya semakin meningkat, beliau dengan suka rela mau bekerja seharian penuh demi membantu ekonomi sang suami. Semua itu beliau lakukan agar putra dan putrinya bahagia, dan bisa sama dengan teman-teman sebayanya.

Sebagai seorang ibu yang baik. Beliau siap mengorbankan impian-impiannya demi mengurus suaminya (yang terkadang bersifat kekanak-kanakan dan minta diurus) dan juga anak-anak yang terkadang bandel dan susah untuk di atur.

Ibu rela bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jam kerjanya tidak berbatas. Beliau bangun tidur ketika siapapun di rumah belum bangun. Dari pagi buta mulai bekerja, memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, lalu mengurus suami sebelum pergi bekerja, dan juga mengurus anak-anak berangkat sekolah. Ketika pakaian yang di cuci telah kering di jemuran, beliau akan mengangkatnya dan menyetrika dengan rapi.

Kemudian, setelah begitu capek mengurus rumah tangga seharian. Malam hari giliran memenuhi kewajibanya sebagai isteri untuk suaminya. Belum lagi ketika anaknya yang masih kecil menangis di tengah malam, beliau dengan suka rela menggendongnya, membuatkan susu untuknya, mengganti popoknya dan menidurkanya kembali. Sungguh, begitu Mulianya hati seorang ibu, kasih sayangnya tidak akan terganti dengan apa pun yang ada di dunia ini.

Dan, ketika badai itu datang. Ketika sang suami berpaling hati dan menikah lagi (karena alasan ekonomi atau agama atau alasan apapun), dan ibu pun berusaha untuk menerima. Beliau akan duduk sendiri di setiap malam dalam gelapnya kamar. Dan, di saat yang sama, suaminya tengah mendekap mesra perempuan lain di ranjang lain. Beliau (mungkin) menangis karena terluka, tapi demi putra dan putri tercinta beliau akan berusaha menerimanya dengan sabar.

Seorang ibu diteguhkan hatinya untuk tetap bertahan di saat yang lain mulai menyerah. Beliau laksana batu karang yang tidak mudah roboh, oleh kerasnya hempasan ombak yang datang menguji kekuatannya .

Ketika suaminya menginginkan punya anak 2,3,4 atau 5 orang, ibu sebagai isteri harus siap menderita. Mengandung dan bertarung nyawa saat melahirkannya. Suami kadang tidak terlalu paham penderitaan macam begini, karena mereka tidak mengalaminya. Dan, meski laki-laki tidak paham benar, tapi, Allah swt Maha Mengerti, karena itulah Alloh swt memberi reward pada pengorbanan seorang ibu, bagi yang meninggal karena melahirkan anak. Alloh swt memberinya surga di tempat yang paling mulia.

Dan, bagi yang taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya dengan sabar dan ikhlas. Dia boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang di sukainya. Cukup dengan 4 syarat saja,yaitu: Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Wanita yang hebat adalah dia yang selalu mampu menjaga kehormatanya.

''Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri shalehah.''

(HR Muslim dan Ibnu Majah)

- Salam santun saya ''Satrio si juragan kodhok''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar