Panggilan tugas tertinggi dari seorang wanita adalah menjadi ibu.
Tugas dan tanggung jawab wanita yang sudah menikah atau belum menikah
jelas berbeda. Setiap wanita yang telah menikah pasti suatu saat akan
menjadi ibu. Namun, yang belum menjadi ibu jangan berkecil hati atau
bersedih, percayalah Tuhan sudah mengaturnya untukmu. Menjadi seorang
ibu adalah karunia terindah yang ada di dunia ini
Ketika
orang tua memberi hadiah kepada anaknya, anak itu tersenyum. ketika anak
memberi hadiah kepada orang tuanya, orang tua menangis. Sebagian orang
bilang bahwa, kita hidup di dunia ini tidak saling utang. Tetapi melalui
cerita sederhana ini aku menyadari bahwa, kita selamanya berutang kasih
sayang kepada orangtua kita.
ketika kita bersalah ataupun
ketika kita sedang bersedih, beliau akan selalu ada untuk kita. Dengan
kelembutan hatinya beliau menasehati kita dan mengajarkan cinta kasih
yang ada di muka bumi ini.
Ketika putra dan putrinya mencela
masakannya. Beliau akan bersusah payah belajar memasak dari siapapun,
agar bisa menghidangkan makanan dengan rasa terlezat untuk keluarga
tercinta.
ketika putra dan putrinya beranjak dewasa dan tau
kebutuhannya semakin meningkat, beliau dengan suka rela mau bekerja
seharian penuh demi membantu ekonomi sang suami. Semua itu beliau
lakukan agar putra dan putrinya bahagia, dan bisa sama dengan
teman-teman sebayanya.
Sebagai seorang ibu yang baik. Beliau
siap mengorbankan impian-impiannya demi mengurus suaminya (yang
terkadang bersifat kekanak-kanakan dan minta diurus) dan juga anak-anak
yang terkadang bandel dan susah untuk di atur.
Ibu rela bekerja
24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jam kerjanya tidak berbatas. Beliau
bangun tidur ketika siapapun di rumah belum bangun. Dari pagi buta mulai
bekerja, memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, lalu mengurus
suami sebelum pergi bekerja, dan juga mengurus anak-anak berangkat
sekolah. Ketika pakaian yang di cuci telah kering di jemuran, beliau
akan mengangkatnya dan menyetrika dengan rapi.
Kemudian,
setelah begitu capek mengurus rumah tangga seharian. Malam hari giliran
memenuhi kewajibanya sebagai isteri untuk suaminya. Belum lagi ketika
anaknya yang masih kecil menangis di tengah malam, beliau dengan suka
rela menggendongnya, membuatkan susu untuknya, mengganti popoknya dan
menidurkanya kembali. Sungguh, begitu Mulianya hati seorang ibu, kasih
sayangnya tidak akan terganti dengan apa pun yang ada di dunia ini.
Dan, ketika badai itu datang. Ketika sang suami berpaling hati dan
menikah lagi (karena alasan ekonomi atau agama atau alasan apapun), dan
ibu pun berusaha untuk menerima. Beliau akan duduk sendiri di setiap
malam dalam gelapnya kamar. Dan, di saat yang sama, suaminya tengah
mendekap mesra perempuan lain di ranjang lain. Beliau (mungkin) menangis
karena terluka, tapi demi putra dan putri tercinta beliau akan berusaha
menerimanya dengan sabar.
Seorang ibu diteguhkan hatinya
untuk tetap bertahan di saat yang lain mulai menyerah. Beliau laksana
batu karang yang tidak mudah roboh, oleh kerasnya hempasan ombak yang
datang menguji kekuatannya .
Ketika suaminya menginginkan punya
anak 2,3,4 atau 5 orang, ibu sebagai isteri harus siap menderita.
Mengandung dan bertarung nyawa saat melahirkannya. Suami kadang tidak
terlalu paham penderitaan macam begini, karena mereka tidak
mengalaminya. Dan, meski laki-laki tidak paham benar, tapi, Allah swt
Maha Mengerti, karena itulah Alloh swt memberi reward pada pengorbanan
seorang ibu, bagi yang meninggal karena melahirkan anak. Alloh swt
memberinya surga di tempat yang paling mulia.
Dan, bagi yang
taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya dengan sabar dan ikhlas.
Dia boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang
di sukainya. Cukup dengan 4 syarat saja,yaitu: Sholat 5 waktu, puasa di
bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
Wanita yang hebat adalah dia yang selalu mampu menjaga kehormatanya.
''Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri shalehah.''
(HR Muslim dan Ibnu Majah)
- Salam santun saya ''Satrio si juragan kodhok''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar