Senin, 30 Juni 2014

Toleransi Antar Umat Beragama


Lentera Hati untuk umat muslim
**Assalamu alaikum wr wb**

''Selamat pagi sobat muslim, salam sejahtera selalu. Semoga di pagi yang indah ini Alloh swt melimpahkan rahmat serta hidayahnya bagi kita semua.’’

''Yang sedang sakit, semoga lekas diberikan kesembuhan.’’

''Yang sedang berangkat bekerja, hati-hati di jalan semoga selamat sampai di tujuan.’’

''Yang sudah sibuk bekerja, selamat beraktifitas kembali semoga pekerjaanya lancar dan sukses.’’

''Yang lagi sedih bergabung saja di sini, siapa tau sedihnya hilang.’’

‘’Yang sedang terpuruk atau salah arah di jalan yang salah, mari kita nasehati dengan nasehat yang baik. Sebuah nasehat akan sangat berguna bagi mereka yang sedang di landa masalah atau kebuntuan. Biar pun kita di sini banyak perbedaan mari kita jalin tali silahturahmi dengan baik, ‘Islam Adalah Agama Rahmatan Lil 'Alamin’, Mari sejenak saja kita simak coretan sederhana di bawah ini.’’

Toleransi Antar Umat Beragama

Di sebuah sudut kota Madinah, selalu mangkal seorang pengemis Yahudi buta. Setiap ada orang yang mendekati ia selalu berkata,

‘’Wahai Saudaraku, jangan engkau dekati Muhammad yang mengaku sebagai Rosul itu. Dia gila, pembohong, dan tukang sihir. Jika kamu mendekatinya dia akan mempengaruhimu.’’

Walau sebegitu busuk hati dan perbuatan pengemis itu, setiap pagi Rosululloh selalu membawakan makanan untuknya. Tanpa berkata, beliau menyuapi pengemis itu. Rosululloh melakukan hal ini hingga Rosululloh wafat. Ketika Abu Bakar berkunjung ke rumah Aisyah, beliau bertanya,

‘’Wahai anakku, adakah sunah Rosululloh yang belum aku kerjakan?’’

Aisyah menjawab, ‘’Wahai ayah, engkau ahli sunah, hampir tidak ada sunah yang belum ayah kerjakan, kecuali membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.’’

Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke sudut pasar dengan membawa makanan. Abu Bakar memberikan makanan kepada sang pengemis. Ketika mulai menyuapi, pengemis itu marah sambil berteriak,

‘’Siapa kamu?’’

Abu Bakar menjawab, ‘’Aku orang yang biasa.’’

Kemudian pengemis buta itu membantah,

‘’Engkau bukan orang yang biasa datang. Apabila orang itu datang, tanganku tidak akan susah memegang dan mulutku tidak akan susah mengunyah. Orang itu selalu menghaluskan makanan terlebih dahulu sebelum menyuapkannya kepadaku.’’

Abu bakar tidak dapat menahan air matanya. Ia menangis sambil berkata jujur,

‘’Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu, Aku sahabatnya. Orang mulia itu telah tiada, Ia adalah Muhammad Rosululloh saw.’’

Setelah pengemis Yahudi itu mendengar cerita Abu Bakar, ia menangis dan berkata,

‘’Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak memarahiku sedikit pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi. Ia begitu mulia.’’

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya masuk Islam dan bersyahadat dihadapan Abu Bakar.

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Itulah salah satu bentuk keagungan seorang Nabi Muhammad saw. Kebaikannya dan ketinggian Akhlaqnya tidak terbendung oleh kebencian dan cercaan. Bahkan, beda keyakinan yang notebene merupakan hal yang sangat esensial, menjadi lebur di hadapan keluhuran hatinya. Ini sebuah cermin dan teladan yang sangat di butuhkan ketika saling pengertian dan toleransi menjadi barang mahal.

Sering sekali kita menghawatirkan tentang adanya perbedaan. Kita khawatir agama islam akan musnah dari negeri ini. Dan kekhawatiran kita semakin memuncak dan menjadi-jadi tatkala menjelang pemilihan presiden. Semuanya saling berlomba mencari kebenaran sendiri-sendiri. Saling menghujat, saling menghina, saling fitnah dan saling menjatuhkan.

‘’Inikah yang di sebut khawatir?’’

Dalam sebuah hadits Rosululloh saw bersabda,

‘’Orang yang disebut muslim adalah orang yang bisa menjaga tangannya dan lisannya ( dari menyakiti muslim lainya)

( HR Bukhari )

"Tidak akan istiqomah iman seseorang sebelum istiqamah hatinya, dan tidak akan istiqomah hatinya sebelum istiqamah lisannya".

(HR. Ahmad)

‘’Orang yang beriman kepada Alloh dan hari kiamat, hendaknya berkata baik. Atau, ( jika tidak bisa ) lebih baik diam.’’

( HR Bukhari )

‘’Barang siapa mengetahui keburukan saudaranya, kemudian ia menutupinya, pada hari kiamat Alloh akan menutupi dosanya.’’

( HR Thabrani )

‘’Janganlah kalian mencari kesalahan-kesalahan orang lain.’’

( QS Al-Hujurat 49 : 12 )

‘’Subhanalloh …

Kenapa kita tidak mencontoh Akhlaq Rosululloh. Kalau kita berbuat baik ke semua orang, insya Alloh orang lain pun akan mengikuti kebaikan kita.

Alloh swt berfirman,

‘’Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.’’

(QS Annisa 4 : 36)

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Agama Islam tidak mengajarkan kebencian dan tidak mengajarkan keburukan. Islam tidak mengajarkan kita untuk menghina Tuhan orang lain, ''Surat Al Ikhlash cukup sebagai jawabanya.’’

Bersikap lemah lembut kepada orang lain, bukan semata-mata sifat moral atau (etika), tapi, itu memang sudah perintah dari Allah Swt dan sebagai umatnya kita harus melaksanakannya perintahnya.

‘’ Sami'na wa atho'na….
Kami dengar dan kami taati. Sebagaimana firmanNya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

(QS Ali Imraan : 159)

Hidup bertetangga dan bermasyarakat rasanya indah banget kalau di hiasi dengan sikap tolong-menolong. Itu sebabnya, biar kita bisa saling tolong menolong dalam kebaikan,

‘’ Tetangga yang baik adalah bagian dari kebahagiaan hidup.’’

Jadi, kalau dengan tetangga, kita kudu saling tolong menolong. Rasulullah saw bersabda :

“Di antara yang membuat bahagia seorang Muslim adalah tetangga yang baik, rumah yang lapang, dan kendaraan yang nyaman.”

(HR : Hakim)

Manusia di ciptakan secara berbeda-beda, tidak mungkin kita menyembah Tuhan dengan cara yang sama, pasti berbeda pula. Bukan tanpa sebab Tuhan menciptakan kita berbeda, dalam Al-Quran disebutkan :

“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberiannya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kembali kamu semuanya. Lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.’’

(QS Al Maidah: 48)

Ini menandakan bahwa keragaman agama itu di maksudkan untuk menguji kita semua, menguji iman kita, menguji agar seberapa banyak kita bisa berkontribusi untuk kebaikan umat manusia dan kemanusiaan.

Banyak cara menuju surga, namun di balik semua itu banyak jalan justru membawa manusia menuju ke neraka. Niatnya baik, tapi cara atau metodenya salah, niatnya mengajak orang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tapi cara yang digunakannya mencaci maki, menghina, saling menghujat dan memburuk-burukan pihak lain yang tidak sepaham dengannya. seakan surga dia yang punya, dan pihak lain yang tak sepaham dengannya masuk neraka semuanya. Jadi kebenaran ada di tangannya sendiri.

Pihak lain yang sama-sama muslim ketika berbeda pendapat dengannya justru di maki-maki, dihina, dikucilkan, dirusak rumah ibadatnya, di usir, di jadikan bahan gunjingan yang mengasyikan, dengan kata-kata kasarnya memaki saudaranya sesama muslim. Di rendahkan dan di permalukan di depan umum. Sangat menyedihkan, Dakwahnya bukan mengajak tapi mengejek.

ISLAM tidak menanamkan kebencian
Islam tidak pernah mengajarkan keburukan
ISLAM bukan seperti itu
ISLAM itu indah

para ulama mengatakan,”

‘’Hendaknya orang mukmin mendapat keuntungan dari anda minimal tiga hal.’’

-1. Apabila anda tidak memberikan manfaat padanya,
janganlah anda merugikannya…
-2. Apabila anda tak dapat membahagiakannya,
maka janganlah menyusahkannya
-3. Apabila anda tak memujinya,
maka janganlah mencelanya…

Itulah pedoman singkat bagi kita umat Islam. untuk menghormati saudara sesama muslim yang tidak sepaham atau tidak sejalan dengan pemikiran atau pendapat kita. Agar dalam naungan Islam, manusia dapat menjadi permata hati dan selamat hatinya. Terlepas dari rasa iri dan dengki, serta bersih dari sikap prasangka buruk dan benci, apalagi sampai mencaci maki, mencela dan menyakiti.

Islam adalah agama pertengahan yang selalu menjaga diantara yang radikal dengan yang lemah. Islam adalah agama pertengahan, agama yang selalu menjujung tinggi kebaikan dan tidak mudah menyalahkan pihak lain atau orang lain yang tak seiman.

‘’Sobat muslim yang terhormat yang dirahmati Alloh swt.’’

Nabi muhammad saw tidak pernah mengajarkan kita untuk memaki pihak lain, menghina pihak lain dan mudah mengkafirkan orang lain yang sama-sama akidahnya, sama-sama syahadatnya, sama dalam gerakan dan bacaan sholatnya, sama iman dan Islamnya, sama dengan tata cara zakat, puasa dan hajinya.

ISLAM itu di mana-mana sama saja, asal berpedoman pada al qur'an dan hadist, mau muhamadiyah ,nu atau aliran yang lain pada akhirnya akan ketemu juga, bahwa Alloh swt lah tempatnya untuk bersujud. Bila seandainya pun berbeda, mereka juga punya dalil sendiri, yang bisa saja benar tidak mengklaim kebenaran milik pribadi, kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Dan yang mutlak benar hanya Allah SWT dan rosulnya, sedangkan kebenaran manusia itu relative adanya. ‘’Wallahualam bi shawab.’’

Wa alaikum salam wr wb
- Salam santun saya ‘’Satrio damar setiadji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar